Tanjung Morawa Kota Satelit Kini Berubah Nama Menjadi Kota Mafia Tanah

DELI SERDANG| TVNYABURUH.COM – Kota satelit yang sempat digadang gadang akan dibangun dikecamatan tanjung morawa oleh pemkab deliserdang ternyata hanya tipuan belaka saja guna mengelabuhi masyarakat.

Buktinya, kini kota satelit tersebut hanya tinggal kenangan saya dan ternyata layak di beri nama sebagai kota segudang mafia tanah. Hal tersebut diucapkan aktivis 98 bung Nugroho Wicaksono kepada aktual, kemarin

Dijelaskan, mantan alumni UISU ini bahwa tanah ex HGU PTPN Ii seluas 78,16 ha yang kini sudah dikuasai Yayasan Nurul Amaliyah seluas 59 ha yang terletak di desa dagang kerawang yang saat itu rencananya saat itu akan di bangun kota satelit sekaligus dilahan tersebut akan dijadikan lokasi bisnis dan kota, hanya isapan jempol saja dan hanya ansor belaka saja bagi kalangan masyarakat.

Namun selanjutnya izin pelepasan lahan ex HGU PTPN II di berikan oleh menteri ATR dan BUMN kepada Yayasan Nurul amaliyah dan ironisnya lagi, sisa tanah negara seluas 18 ha kini telah diperjual belikan oleh ketua Yayasan Nurul Amaliyah  kepada penguasa hitam yang akan di jadikan perumahaan real estate.” Gila, gak kini telah terbit HGB dilahan tersebut padahal lahan itu milik negara.” Bilangnya dengan kesalnya.

Jadi, dengan terbitnya HGB tersebut saya duga keras bahwa bupati deli serdang beserta kroni kroninya terlibat di dalamnya karena memberikan surat rekomondasi kepada pihak BPN guna menerbitkan surat sertfikat itu.” Ini ada kongkalikong yang melibatkan pejabat yang ada dipemkab deli serdang dan hebatnya mafia tanah mampu membayar mereka dengan cuan yang jumlahnya pastinya siknifikan sehingga membutahkan mata mereka karena memilih cuan ketimbang membangun kota tersebut guna di nikmati anak cucu kemudian harinya  .”.imbuhnya.

Mau tak mau suka tak suka republik ini ternyata dapat diatur oleh mafia tanah yang bermain dengan memberikan cuan kepada pejabat yang mempunyai handil besar dalam jabatanya.dan apapun hebatnya mereka itu kita akan lawan dan kami bersama kelompok tani akan melakukan perlawanan walau nyawa taruhanya.” Ini keributan kedua karena yang pertama tahun 2002 sudah kami lakukan perlawanan bersama kelompok tani dan mahasiwa kini kami hanya menunggu pengesahaan notaris terhadap kelompok tani yang kami bentuk dan hal itu dilakukan guna melakukan aksi agar para pejabat dan penegak hukum di republik ini terbuka matanya melihat permainan mafia tanah yang terjadi di tanjung morawa ini.

#tim

Sumber: aktualonline