PEKANBARU | Delapan tahun lalu, tepatnya pada tahun 2017, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) resmi terbentuk di Riau. Di bawah kepemimpinan Satria Putra dan jajaran pengurus lainnya, organisasi ini lahir dengan tujuan besar: memperjuangkan hak-hak buruh di seluruh wilayah Riau, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga kecamatan. Perjalanan panjang dan penuh tantangan telah ditempuh, dari tidak memiliki kantor dan transportasi hingga akhirnya berdiri kokoh sebagai kekuatan buruh yang diperhitungkan, Selasa (04/02/2025).
Awal perjuangan FSPMI Riau dimulai benar-benar dari nol. Setiap kali melakukan konsolidasi dan sosialisasi, Satria Putra dan rekan-rekannya berangkat dari rumah masing-masing menuju warung kopi dan rumah calon anggota. Dengan hanya bermodalkan tekad, mereka membawa berkas-berkas dalam kantong kresek, menyuarakan pentingnya serikat buruh demi kesejahteraan pekerja. Mereka tidak hanya menghadapi perjalanan panjang secara fisik, tetapi juga tantangan mental dan emosional yang tidak ringan.
Di lapangan, perjuangan FSPMI Riau tidak selalu berjalan mulus. Mereka menghadapi perlawanan dari pengusaha, buruh yang belum memahami pentingnya berserikat, serta berbagai cemoohan. Namun, semua itu tidak menggoyahkan semangat mereka. Dengan kerja keras yang konsisten, mereka terus melakukan pendekatan, memberikan edukasi, serta membangun kesadaran akan hak-hak buruh di kalangan pekerja.
Seiring berjalannya waktu, FSPMI Riau mulai menuai hasil dari perjuangan panjangnya. Kini, mereka telah memiliki sekretariat yang lebih megah dan menjadi pusat koordinasi bagi perjuangan buruh di Riau. Namun, tantangan belum berakhir. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperkuat posisi FSPMI di daerah-daerah yang belum tersentuh, serta memperluas jangkauan organisasi hingga ke seluruh kabupaten di Riau.
Momentum peringatan hari jadi FSPMI yang ke-26 pada 6 Februari 2025 menjadi momen refleksi sekaligus harapan bagi FSPMI Riau. Organisasi ini berkomitmen untuk semakin fokus pada pengembangan dan perekrutan anggota agar semakin banyak buruh yang mendapatkan perlindungan serta kesejahteraan yang lebih baik. Saat ini, ratusan buruh telah bergabung dengan FSPMI Riau, dengan basis terbesar berada di Kabupaten Pelalawan.
Namun, perjalanan panjang ini juga diwarnai oleh dinamika internal. Tidak sedikit anggota dan pengurus yang akhirnya memilih meninggalkan organisasi, baik karena tekanan eksternal maupun alasan pribadi. Meski demikian, Satria Putra tetap teguh dalam tekadnya untuk membesarkan FSPMI di Riau. Baginya, perjuangan buruh harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa besar tantangan yang menghadang.
Dengan semangat yang tak pernah padam, FSPMI Riau terus bergerak maju. Dari hanya sekadar bertemu di warung kopi hingga kini memiliki sekretariat sendiri, perjuangan ini adalah bukti bahwa ketekunan dan keberanian dalam memperjuangkan hak-hak buruh akan selalu membuahkan hasil. Ke depan, FSPMI Riau bertekad untuk semakin menguatkan barisan dan memastikan bahwa tidak ada lagi buruh yang tertindas tanpa perlawanan.
Reporter: Surya Ramadanu