TANJUNG MORAWA | TVNYABURUH —
Hati siapa yang tidak sedih mendengar kehidupan Selamet(58) dan istri Laminem(48), melihat kondisi rumahnya yang tak layak huni belum mendapatkan bantuan dari pemerintahan desa yang lama(lalu.red), yang saat ini juga kepala dusun 4 nya masih yang lama.
Dengan mendengar hal tersebut, kepala desa tanjung morawa B Nazarianti yang baru menjabat beberapa minggu lalu langsung, sigap, tanggap serta respon dan turun untuk melihat langsung kondisi rumah pak selamet, untuk itu dengan kebijakan kepala desa Nazarianti akan memasukan pak Selamet ke program bedah rumah tahun 2022 bulan 12 yang akan mendatang. Minggu, 5 juni 2022, pukul.15.45wib
Saat di konfirmasi awak media mengenai bedah rumahnya, pak Selamet mengatakan, kalau dirinya di tawarkan untuk bedah rumah sudah 4 kali oleh kepala dusun IV, Ari, namun beliau di minta oleh kepala dusun nya tersebut agar membayar sendiri tukangnya, dengan alasan itulah pak selamet menolaknya karena keterbatasan biaya.
Kali ini pak Selamat mendapatkan program bedah rumah bulan 12 tahun 2022, ini ia ungkapkan, kepada awak media, kalau kepala desa TMB Nazarianti akan melakukan bedah rumahnya tersebut, tanpa harus membayar tukang sendiri, pak selamat menjelaskan apa yang dikatakan kepala desa tanjung morawa B, Nazarianti, “kalau rumah pak Selamet selesai di bedah, pak selamat tinggal terima kunci aja, tanpa harus membayar tukangnya lagi”ujar pak Selamet menceritakan.
Selain bedah rumah yang tak layak huni, Pak Selamet memiliki 2 anak perempuan, salah satu nya sudah putus sekolah yang bernama Irmawati(17) kelas 11 SMK Swasta Tamora 1(satu) tepatnya di Gang Gabungan Pekan Tanjung Morawa. Bak pepatah kata, udah jatuh tertimpa tangga, inilah yang membuat penderitaan pak Selamet selama ini.
Pak Selamet yang beralamatkan jalan perintis kemerdekaan dusun IV Gang Bilal Ujung desa tanjung morawa B, kec. Tanjung Morawa, harus menahan kesedihan yang mendalam, karna anaknya yang bernama Irmawati harus putus sekolah.
Saat di konfirmasi awak media, bahwa Irmawati berkeinginan masih mau bersekolah, menurut cerita orang tua nya Irmawati, Laminem(48) tak bisa berbuat apa-apa, kerena tak sanggup membayar uang SPP tunggakan sekolah yang hampir 12 bulan tak terbayarkan dengan biaya Rp145000-,. Perbulan nya.
Bulan demi bulan kelonggaran selama 12 bulan sudah diberikan Oleh Gurunya Tuti, kepala yayasan Sekolah Tamora 1 tersebut, patut dibanggakan(jempol.red), namun Irmawati berhenti sekolah akibat dari uang SPP dan uang PKL yang belum dibayarkan orang tua nya, sehingga membuat dirinya malu untuk bersekolah.
Orang tua Irmawati menjawab, mengatakan “anak saya sudah 2 minggu tak masuk sekolah hanya gara-gara uang SPP Rp145000,- & Uang PKL Rp250000,- yang tak sanggup kami bayarkan” ujar Laminem
Pak Selamat Pekerjaan nya hanya serabutan dan sebagai tukang jahit Sandal, dan Laminem ibu nya Irmawati, pekerjaan nyuci baju, kadang ada kadang tidak, hal ini tidak cukup membayar uang sekolahnya, soal bantuan pemerintah ia dapatkan BLT cuma sekali, PKH dapat setiap 3 bulan sekali, dan ini juga tidak mencukupi biaya sekolah anaknya, apa lagi membedah rumah nya dengan biaya sendiri, ia berharap kepada pemerintah agar anaknya dapat kembali bersekolah.
Laporan: A.jais