MEDAN|Tvnyaburuh.com – Pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 terus melakukan pengetatan mobilitas Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) terkait larangan mudik guna menekan penyebaran virus corona.
Sebelumnya, larangan mudik telah diberlakukan pada 6-17 Mei 2021.
Pengetatan mobilitas tersebut tertuang dalam Addendum Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah, Rabu (21/4/2021).
Dalam addendum itu mengatur pengetatan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) selama H-14 peniadaan mudik (22 April-5 Mei 2021) dan H+7 peniadaan mudik (18 Mei-24 Mei 2021).
Dampak pelarangan Mudik yang lebih panjang inipun menuai protes dikalangan supir angkutan penumpang khusunya angkutan penumpang antar kota dan provinsi.
Sebuah tulisan bentuk protes para supir angkutan umum yang diberi judul “Jeritan Hati Pak Supir’ viral di Media Sosial (Medsos), belum diketahui siapa yang menulis curahan isi hati para supir ini, yang jelas tulisan ini mendapat banyak simpati dari warganet.
Berikut tulisan yang diunggah dan banyak dibagikan oleh para warganet :
Jeritan hati pak supir…
Kami para sopir angkutan memohon kepada Bpk.Gurbenur, dengan Walikota, Bupati.
Menutuppintu keluar masuk propinsi secara tidak langsung membunuh mata pencaharian kami..
Jangan biarkan anak-anak kami menangis pilu di saat anak-anak kalian tertawa gembira.
Jangan biarkan kami kelaparan di saat kalian terlelap tidur karena kekenyangan.
Karena anak. istri berikut kredit mobil kami tidak di tanggung oleh negara.
Kenapa harus kami yang di korbankan karena ketakutan kalian yang tidak kami takuti..
Yang kami takuti apabila anak dan istri kami mati kelaparan karena tidak dapat makan.. siapakah yang bertanggung jawab?
Padahal Allah menyuruh kami tetap berusaha dan bertanggung jawab kepada anak dan istri kami. itu yang kami pertanggung jawabkan di akhirat nanti.
Kenapa kami selalu di hadapkan dengan aparat hukum di bentak di hardik seakan kami ini teroris..padahal kami ini adalah pejuang dan pahlawan bagi keluarga kecil kami..
Di saat kalian berbagi THR kami hanya bisa berkata ‘Apakah esok hari anak-anak kami dapat makan”
Apakah kalian pernah merasakan di saat semua orang tidur nyenyak ada seorang sopir tetap terbangun dan bekerja menafkahi keluarganya demi memberikan kehidupan yang layak untuk anak istrinya.
Apakah ada cara lain yang bijak dengan tidak membunuh mata pencaharian kami..berilah aturan yang adil buat kami semoga dapat hidayah ..
Wassalam..
Curahan hati seorang sopir angkutan.
Lokasi Perbatasan Riau-Sumut (Bagan batu).
27-April-2021 Malam,
Menutup tulisanya, apa tanggapan sahabat semua terkait curahan hati supir ini, beri komentar dibawah ini ya.
#Tim