RIAU | Serikat pekerja, sebagai salah satu pilar penting dalam dunia ketenagakerjaan, kini berada di tengah pusaran pengaruh pengusaha yang semakin kompleks. Di satu sisi, serikat pekerja memiliki misi utama untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan anggota, namun di sisi lain, tekanan dari kalangan pengusaha kerap menguji independensi dan soliditas perjuangan mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah laporan menunjukkan bahwa serikat pekerja sering menghadapi tantangan berupa intervensi dari pihak pengusaha.
Dalam diskusi bertajuk “Peran Serikat Pekerja dalam Menjamin Kesejahteraan Pekerja”, Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Provinsi Riau, Satria Putra Mengungkapkan, ” ada indikasi kuat bahwa beberapa serikat pekerja dirangkul atau bahkan ‘diatur’ oleh pengusaha agar tidak terlalu kritis terhadap kebijakan perusahaan”, ungkapnya.
Menurutnya, praktik semacam ini melemahkan daya tawar serikat pekerja dalam memperjuangkan hak pekerja, termasuk upah layak, jaminan sosial, dan kondisi kerja yang aman.
“Ketika serikat kehilangan independensinya, maka fungsi kontrol terhadap pengusaha otomatis melemah, pekerja menjadi pihak yang paling dirugikan,” teganya
Tekanan terhadap serikat pekerja tidak hanya terjadi dalam bentuk halus seperti pendekatan personal atau janji keuntungan tertentu, tetapi juga melalui ancaman terhadap keberlangsungan organisasi. Dalam beberapa kasus, pengusaha menggunakan ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi pengurus atau anggota serikat yang vokal dalam menyuarakan isu ketenagakerjaan.
” Di tengah tekanan ini, serikat pekerja juga membuktikan diri mampu bertahan dan terus memperjuangkan hak anggotanya, salah satu contoh keberhasilan adalah mediasi kenaikan upah pekerja di sektor manufaktur di beberapa daerah, kami berhasil mendorong perusahaan untuk memenuhi tuntutan upah yang sesuai standar, meski melalui proses panjang dan melelahkan”, ujar Satria.
Pantauan Wartawan, Serikat pekerja juga semakin kreatif dalam menjalankan perjuangan mereka, beberapa organisasi kini memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan aspirasi dan menarik perhatian publik terhadap isu ketenagakerjaan, pendekatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan dukungan masyarakat dan menekan pengusaha untuk lebih memperhatikan hak-hak pekerja.
“Namun, perjuangan ini tidak akan optimal tanpa dukungan regulasi yang tegas, Pemerintah diharapkan dapat memainkan peran lebih besar dalam memastikan independensi serikat pekerja dan menindak tegas pengusaha yang mencoba melemahkan posisi mereka. Serikat pekerja adalah mitra strategis dalam pembangunan ekonomi yang adil. Jika mereka dilemahkan, maka kesejahteraan pekerja akan sulit tercapai”, pungkasnya.
Di tengah pusaran pengaruh dan tekanan pengusaha, serikat pekerja tetap menjadi harapan bagi jutaan pekerja di Indonesia. Mereka tidak hanya memperjuangkan hak-hak dasar, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam menciptakan hubungan industrial yang adil dan berkelanjutan.
Reporter: Surya Ramadanu