MEDAN | TVNYABURUH, – Persatuan Sepak Bola PT Perkebunan Nusantara III (PS PTPN III), yang saat ini terdaftar sebagai anggota Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Sumatera Utara, menjadi bukti nyata sinergitas Palmco Regional I (PTPN IV Regional I) dengan masyarakat dalam perspektif yang unik.
Hal ini disampaikan oleh Prof. Drs. Effendi Gazali, M.Si, MPS, Ph.D, pakar komunikasi sekaligus pecinta sepak bola Indonesia, dalam pertemuannya dengan media di Markas PS PTPN III, Jl. Sei Batanghari No. 2 Medan, Rabu (19/02).
“Dengan capaian prestasi yang cukup baik di tahun 2023 sebagai Runner-up Liga 3 Sumatera Utara, PS PTPN III seharusnya menjadi pilar dalam kemajuan sepak bola, khususnya di wilayah Sumatera Utara,” ujar Prof. Effendi Gazali.
Strategi Unik Sinergitas Perusahaan dengan masyarakat,Menurut Prof. Effendi Gazali, pendekatan unik yang diterapkan oleh PTPN IV Regional I dalam membangun hubungan dengan masyarakat adalah melalui seleksi pemain sepak bola yang berasal dari karyawan, anak-anak karyawan, serta masyarakat sekitar wilayah kerja perusahaan.
“Ini adalah strategi sinergitas yang tepat. Di saat perusahaan BUMN umumnya menerapkan pola sinergitas dengan masyarakat secara monoton, PTPN IV Regional I justru menampilkan pendekatan yang inovatif melalui sepak bola.”jelasnya.
Menurutnya, sepak bola bukan hanya olahraga, tetapi juga alat yang efektif dalam meningkatkan citra dan reputasi perusahaan. Masalah-masalah yang berpotensi memicu konflik antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat dapat diminimalisir jika ada kesamaan visi melalui sepak bola. Dengan kata lain, kehadiran PS PTPN III dapat mencerminkan keberpihakan perusahaan terhadap masyarakat dan sebaliknya” Ujar Profesor ini.
Namun, Prof. Effendi menyayangkan regulasi yang menyebabkan PS PTPN III terdegradasi ke Liga 4 Asprov PSSI Sumatera Utara.
“Sebagai Runner-up Liga 3 Sumatera Utara, seharusnya PSSI dapat menyusun sistem yang lebih baik agar tidak terkesan ada degradasi bagi PS PTPN III,” tegasnya.
Ia mengusulkan agar nomenklatur liga di tingkat Asprov diubah, misalnya Liga 4 Asprov diganti menjadi Liga 1 Asprov dan seterusnya. Hal ini, menurutnya, akan memberikan dampak psikologis yang lebih positif bagi klub-klub yang berkompetisi di tingkat provinsi.
Saya berjanji akan segera membahas hal ini dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Sebab, perjuangan PS PTPN III bukan hanya soal prestasi, tetapi juga sebagai bukti nyata bagaimana PTPN IV Regional I hadir sebagai BUMN yang memberi dampak positif bagi masyarakat,” tambahnya Profesor ini.
Sementara itu ditempat yang sama,Dr. Christian Orchard Perangin-Angin, SH, MKn, CLA, selaku Ketua Umum PS PTPN III, membenarkan bahwa Prof. Effendi Gazali telah memberikan apresiasi terhadap perkembangan klub serta berbagi wawasan dengan pengurus.
“Prof. Effendi Gazali sangat mengapresiasi perkembangan yang telah dicapai PS PTPN III,” Kata Christian.
Lanjut Christian “Ketidakhadiran PS PTPN III di Liga 4 Asprov lebih disebabkan oleh kekecewaan terhadap regulasi yang ada. Sebagai Runner-up Liga 3 Asprov, PS PTPN III seharusnya mendapat kesempatan yang lebih adil.
“Kami sangat menyesalkan perubahan regulasi yang ada, yang mengakibatkan PS PTPN III vakum dalam kalender resmi Asprov tahun ini. Namun, kami tetap berkomitmen untuk mendukung sepak bola Indonesia, khususnya dalam pembinaan pemain usia dini di wilayah kerja kami.”Kesalnya.
Christian sangat berharap perhatian dari Prof. Effendi Gazali dapat membantu menyampaikan aspirasi ini kepada Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sehingga PS PTPN III dapat memperoleh kesempatan yang lebih baik di masa mendatang.
“Saya berharap kehadiran Prof. Effendi Gazali di markas PS PTPN III memberikan energi positif bagi perkembangan sepak bola, terutama dalam lingkungan PTPN IV Regional I,” tutup Christian mengakhiri wawancara.
Pantauan awak media,Acara sharing session ini juga dihadiri oleh sejumlah pengurus PS PTPN III, antara lain Rudi Pardede, Edy Lesmana, Ibnu Syahputra Sutomo, Marsono, Reinnold Tobing, dan Sugeng. Diskusi berlangsung dalam suasana santai dan kekeluargaan, dengan berbagai masukan untuk kemajuan sepak bola nasional, khususnya di Sumatera Utara.(Anto Bangun)