SHARE NOW

Stop Gunakan Alat Makan dan Minum dari Plastik

Stop Gunakan Alat Makan dan Minum dari Plastik

 

JAKARTA | Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan, ancaman kelestarian bumi sudah sampai pada titik yang sangat kri-tis, diakibatkan persoalan limbah sampah plastik.(4/9/2023)

“Kita tidak tahu berapa banyak sampah mikroplastik yang menyusup ke darah kita. Setiap hari kita menggunakan alat makan dan minum dari plastik,” kata Muhadjir dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/9/2023).

Dia mengatakan, sampah plastik merupakan salah satu lim-bah yang paling berbahaya dan baru dapat terurai pada ratus-an tahun, termasuk di antaranya sampah mikroplastik. Muhadjir menjelaskan, sampah mikroplastik dapat berbahaya karena da-pat menyusup ke tubuh manusia melalui alat makan dan minum yang digunakan sehari-hari.

Untuk diketahui, sampah mikroplastik merupakan sampah ber-ukuran kecil (biasa ukurannya sekitar 1 mikrometer hingga 5 mili-meter). Mikroplastik berasal dari penguraian sampah plastik yang ukurannya lebih besar, di mana nanti sampah plastik tersebut ti-dak akan pernah terurai dengan sempurna sehingga menghasil-kan sampah mikroplastik.

Selain tidak bagi buruk bagi lingkungan, sampah miroplastik juga berbahaya untuk kesehatan. Efek negatif sampah mikroplastik bagi kesehatan manusia, antara lain, mengganggu sistem saraf dan ke-kebalan tubuh, meningkatkan risiko kanker, menyebabkan kerusak-an pada sel, termasuk reaksi alergi serta kematian sel.

Mengacu pada realitas yang ada dan dampak negatif dari sam-pah mikroplastik, kita semua harus ikut mengurangi limbah plas-tik. Salah satu caranya, mulai sekarang kita harus sama-sama menyetop penggunaan alat-alat makan dan minum berbahan plastik atau styrofoam sekali pakai. Sebab, hampir semua jenis plastik dapat berubah menjadi mikroplastik seiring waktu berja-lan, termasuk plastik sekali pakai.

Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan se-hari-hari terutama pada alat makan dan minum akan menjauhkan kita dari paparan mikroplastik secara signifikan. Cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik seka-li pakai antara lain membawa botol air minum yang dapat digunakan kembali (thumbler) dan tidak menggunakan sedotan sekali pakai.

Selain itu, ibu rumah tangga bisa menghindari dampak mik-roplastik dengan tidak memanaskan makanan dalam kemasan plastik menggunakan microwave. Sebab, hal ini dapat membuat makanan terkontaminasi bahan-bahan kimia dari plastik. Kalau-pun itu dilakukan, sebaiknya makanan tersebut dipindahkan le-bih dulu ke wadah dari keramik atau gelas.

Cara lain yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko mik-roplastik bagi kesehatan seperti menghindari konsumsi air mi-numan kemasan. Sebab, air minum kemasan memiliki tingkat mikroplastik yang lebih tinggi sekitar dua kali lipat daripada air leding. Hal lain yang bisa kita lakukan adalah memilih makanan yang segar karena jenis makanan ini memiliki peluang lebih kecil terpapar bahan kimia dari mikroplastik dibanding dengan makan-an yang dibungkus plastik.

Dengan beberapa cara tersebut, kiranya kita dapat menghin-dari sampah mikroplastik menyusup ke dalam tubuh melalui alat makan dan minum yang digunakan sehari-hari. Selain untuk diri sendiri, kita juga harus menyampaikan hal ini kepada anggota ke-luarga dan tetangga kita, serta masyarakat di sekitar kita agar sama-sama memberikan perhatian serius terhadap ancaman ba-haya mikroplastik bagi kesehatan manusia.

#red

Sumber: Serambi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

NEWSTICKER