SHARE NOW

Sejak Dilantiknya Camat Tanjung Morawa yang Baru, H. Ibnu Hajar, Langsung Merapikan Kekacauan Jalan Lalulintas di Sabtuan Kecamatan Tanjung

Sejak Dilantiknya Camat Tanjung Morawa yang Baru, H. Ibnu Hajar, Langsung Merapikan Kekacauan Jalan Lalulintas di Sabtuan Kecamatan Tanjung

 

 

 

 

DELI SERDANG | Tanjung Morawa, sebuah kota industri yang terletak dekat dengan Bandara Internasional Kuala Namu, telah lama menjadi pusat perhatian sebagai pusat aktivitas ekonomi.

Aksesibilitasnya yang memadai, dengan jarak yang cukup dekat dari bandara dan adanya jalan arteri seperti jalan Sultan Serdang, seharusnya menjadikannya sebagai pusat yang tertata rapi. Namun, realitas di lapangan seringkali menyimpang dari harapan.

Setiap hari Sabtu, jalan Sultan Serdang kehilangan fungsi sebagai jalan arteri karena dibanjiri pedagang pasar, menyebabkan kemacetan dan kebisingan yang mengganggu.

Selama bertahun-tahun, keadaan ini terus berlanjut tanpa upaya nyata dari pemimpin desa setempat untuk mengatasi masalah tersebut.

Namun, sejak dilantiknya Camat Tanjung Morawa yang baru, H. Ibnu Hajar S.Sos., pada tanggal 23 April 2024, terlihat adanya tekad yang kuat untuk merapikan kekacauan jalan Lalulintas di sultan serdang kecamatan Tanjung Morawa.

Dalam waktu dua pekan saja, perubahan sudah terasa. Pedagang mulai mentaati aturan dengan memundurkan meja dagangannya, dan lalu lintas kendaraan menjadi lebih lancar.

Namun, di balik kesuksesan ini, terdapat kekurangan yang mencolok. Kepemimpinan Camat yang tegas tidak diimbangi dengan partisipasi aktif dari pemimpin desa setempat, terutama dari Desa Buntu Bedimbar dan Desa Telaga Sari. Kehadiran mereka dalam menjalankan program penertiban sangatlah minim, meninggalkan pertanyaan apakah hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran atau hanya ketidakpedulian semata.

Sebelumnya Ketika jalan mengalami kemacetan dan padat.foto
Ketika jalan sudah lancar ditertibkan camat tanjung morawa ibnu hajar.foto

Warga, meskipun mengapresiasi upaya Camat dalam penertiban, juga mengekspresikan kekecewaan terhadap kurangnya peran aktif kepala desa dalam menjalankan program tersebut.

Mereka menganggap bahwa kepala desa seharusnya bertanggung jawab atas ketertiban wilayahnya, dan ketidakhadiran mereka menimbulkan opini bahwa mereka tidak memiliki motivasi untuk bekerja.

Namun setelah awak media mengkonfirmasi dari kedua kepala desa, Musmuliadi dari Desa Buntu Bedimbar dan Indra Sembada ST dari Desa Telaga Sari (4/5/2024) pikul 19.30 wib, mengungkapkan bahwa keduanya sedang berduka atas kehilangan anggota keluarga mereka. Musmuliadi sedang berada di Tebing Tinggi karena mertuanya meninggal dunia, sementara Indra Sembada ST sedang menghadapi kesedihan atas meninggalnya keponakannya.

Dengan pemahaman ini, terlihat bahwa ketidakhadiran keduanya dalam upaya penertiban pekan Sabtu di Tanjung Morawa bukanlah karena ketidakpedulian, melainkan karena alasan yang tidak dapat dihindari. Kita menyampaikan belasungkawa atas kehilangan yang mereka alami.

Meskipun demikian, penting untuk terus mencari solusi yang sesuai untuk melanjutkan upaya penertiban dengan tetap memahami kondisi dan ketersediaan mereka. Kolaborasi antara pemerintah kota, camat, kepala desa, dan masyarakat tetap penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih tertata dan nyaman untuk Tanjung Morawa.

 

Reporter: Jais

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

NEWSTICKER