SHARE NOW

Legenda Asal Usul Nama Tanjung Morawa Beserta Sejarah Singkatnya

Legenda Asal Usul Nama Tanjung Morawa Beserta Sejarah Singkatnya

 

SUMATERA UTARA | Tanjung Morawa merupakan salah kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Ternyata ada kisah menarik ketika pemberian nama Tanjung Morawa yang masih jarang diketahui orang.
Merujuk buku Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi oleh Lia Nuralie, berikut di rangkum legenda asal usul nama Tanjung Morawa beserta sejarah singkatnya. Simak sampai akhir ya detikers!

Legenda Asal Usul Nama Tanjung Morawa Sebuah kampung bernama Kampung Pematang Panjang terletak di tepi sungai Blumei. Sungai itu menghubungkan pusat perdagangan Rantau Panjang di tepi pantai menuju Kampung Talun Kenas di hulu sungai Blumei.

Dalam perjalanan pulang pergi, masyarakat Talun Kenas suku Karo yang berjual beli ke Pasar Rantau Panjang selalu singgah dan menyempatkan diri beristirahat di Kampung Pematang Panjang (Tanjung).

Suatu hari, terjadi perselisihan tanpa sebab yang jelas antara beberapa orang warga Kampung Talun Kenas dengan beberapa warga Kampung Pematang Panjang. Perselisihan tersebut tak dapat dihentikan bahkan berujung perkelahian.

Warga Kampung Talun Kenas pun kalah dan melaporkan kejadian itu kepada kepala kampung. Muncul perasaan dendam yang membuat mereka bersepakat menyerang kembali dengan mengirim lima orang mata-mata yang bergerak pada malam hari.

Saat melakukan aksinya, mata-mata tersebut merasa sangat letih sehingga merebahkan tubuh mereka di bawah sebuah pohon yang rindang dengan beralaskan daun pohon. Ternyata daun tersebut merupakan daun jelatang nyiru yang paling gatal.

Tak berselang lama, rasa gatal menyerang mereka sampai berubah menjadi sakit karena garukan tangan. Penyelidikan pun dihentikan sebab misi mereka gagal total lalu kembali ke Kampung Talun Kenas tanpa membuahkan hasil.

Rasa sesal dan bersalah timbul di hati membuat mereka melaporkan semua yang terjadi kepada kepala suku. Mereka juga menyarankan supaya penyerangan dibatalkan karena ada perkiraan bahwa warga Kampung Tanjung telah mengetahui rencana jahat mereka.

“Lebih baik kita hentikan rencana kita daripada terkena bencana. Jangankan orangnya, pepohonannya saja sudah merawa (marah) kepada kita. Sakitnya tak tertahankan, tak terbayangkan lagi yang lebih dari ini,” kata mata-mata yang terkena jelatang tadi.

Kepala suku kemudian menyuruh mereka ke Kampung Tanjung untuk meminta maaf sekaligus meminta obat penawar penyakit yang diderita mereka. Niat baik tersebut pun mendapatkan sambutan baik.

Warga Tanjung memaafkan mereka dan memberikan obat penawar berupa tanah yang digosok-gosokkan ke bagian yang gatal. Berdasarkan peristiwa merawanya pepohonan, akhirnya mereka menambahkan kata Tanjung dengan kata “merawa”.

Kampung itu berubah nama menjadi Kampung Tanjung Merawa lalu kata “merawa” berubah menjadi “morawa”. Sesuai dengan ucapan orang Belanda yang masuk ke sana, kampung tersebut dikenal sebagai “Kampung Tanjung Morawa”.

Sejarah Singkat Tanjung Morawa
Dilansir dari laman resmi Kabupaten Deli Serdang, menurut versi lain, nama Tanjung Morawa berasal dari Bahasa Belanda yaitu Tanjung Moravia yang mengingatkan penjajah Belanda kepada leluhurnya di Eropa.

Ada juga yang menyebutkan kata Tanjung Morawa berasal dari Bahasa Karo yaitu Tanjoung Merawa. Merawa berarti marah, perlawanan/patriotik pejuang-pejuang bangsa karena revolusi fisik melawan penjajah Belanda.

Tanjung Morawa adalah daerah perjuangan Medan Area Selatan. Sebelum kemerdekaan RI, Kecamatan Tanjung Morawa terdiri dari berbagai kedaton yang langsung tunduk kepada Kesultanan Serdang yang berpusat di simpang Tiga Perbaungan.

Setelah kemerdekaan RI, wilayah Kecamatan Tanjung Morawa terbentuk sebanyak 23 desa dan selanjutnya salah satu desa ditunjuk sebagai kelurahan sekitar tahun 1979. Ibu kota kecamatan pun ditetapkan yakni Tanjung Morawa Pekan. Dikutip dari detiksumut.

Reporter: A.Jais.s

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

NEWSTICKER