MEDAN | Kehadiran orang tua langsung di arena Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 menjadi kekuatan tersendiri bagi para atlet. Salah satunya dirasakan atlet loncat indah asal DKI Jakarta, Nur Mufiidah Sudirman.
Ya, sesosok ibu bernama Liana Baktiar, setia menyaksikan aksi sang putri Nur Mufiidah Sudirman berjuang membela nama daerahnya di Kolam Renang Selayang.
Mata Liana Baktiar berkaca-kaca dan penuh haru saat melihat putrinya menerima satu medali perak dan perunggu (sementara) di PON XXI Aceh-Sumut 2024.
“Alhamdulillah hari ini anak saya Nur Mufiidah Sudirman meraih medali perak,” ungkap Liana Baktiar, Senin, (9/9/2024) saat ditemui di Kolam Renang Selayang.
Liana mengatakan selalu mendampingi putrinya agar sang buah hati bisa semangat bertanding.
“Masih ada dua kali pertandingan yang harus dijalani Mufiidah. Saya harus terus mensupport agar dia tetap fit dan semangat,” ungkap Liana.
Demi memberi semangat putrinya dalam bertanding Liana dan suaminya Baktiar harus meninggalkan pekerjaan demi mendampingi, mendukung ana-anak selama pertandingan berlangsung.
Ya, Liana dan suaminya sangat mendukung kiprah buah hati mereka di dunia olahraga. Ini terbukti, tak hanya Nur Mufiidah yang berprestasi, sang abang juga atlet bola kaki.
“Suami saya baru datang tadi pagi. Karena kemarin dia harus mendampingi anak kami yang juga bertanding bola. Abangnya atlet bola kaki,” beber Liana.
Dalam event PON XXI Aceh-Sumut 2024 Nur Mufiidah Sudirman bermain untuk beregu nomor syncro menara dan papan 3 M, lalu Lalu individu papan 1 M dan papan 3 M putri.
“Anak saya masih terus bertanding hingga hari terakhir pertandingan akuatik ini,” jelasnya.
Sebelum berlaga di PON XXI Aceh-Sumut 2024 Nur Mufiidah telah malang melintang di beberapa event nasional dan internasional. “Pernah menjadi juara di Sea Games di Filipina dan India,” terang Liana.
Kemenangan yang diraih Nur Mufiidah yang kini sedang berada di bangku SMA 7 Jakarta ini bukanlah didapat secara instan.
Sejak duduk di bangku kelas 2 SD dan saat melihat putrinya menunjukkan ketertarikannya dalam olahraga air, Liana langsung melatih anaknya untuk menjadi atlet.
Memiliki dua anak yang dua-duanya dua adalah atlet, Liana selalu memotivasi demi menjaga agar mood anaknya selalu dalam keadaan baik. Terlebih saat mengikuti perlombaan.
“Agar dia tidak tegang saat lomba, saya bilang ke dia, pertandingan itu seperti mengulang latihan. Dan saya juga selalu bilang yang juara itu bukan juara satu, tapi orang yang punya kesempatan dan selalu mau berlatih,” imbuhnya.
Ketika sang anak bertanding, Liana juga punya kebiasaan menghubungi pihak teman dan keluarga untuk meminta doa.
“Kita sebagai muslim percaya akan kekuatan doa. Ketika semakin banyak orang yang mendoakan, maka kita tidak tahu doa siapa yang mustajabah, yang dikabulkan Allah,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Jais