JAKARTA | Ketua Umum Gerakan Masyarakat Cinta Jakarta (Gema Cita), Hilman Firmansyah Menolak kenaikan tarif Transjakarta yang membebani masyarakat oleh Pemprov DKI Jakarta.
Menurut Kadishub DKI, Syafrin Liputo usulan tersebut muncul karena tarif Transjakarta belum berubah sejak 2007.
“Melihat dari untuk tarif existing dari Rp 3.500 sejak 2007 tidak naik, sementara di sisi lain tarif moda angkutan seperti KRL naik,” jelas Syafrin.
Diketahui, akun Instagram resmi Dishub DKI memberikan pertanyaan dengan beberapa opsi pilihan jawaban. Pertanyaan pertama yaitu soal apakah masyarakat setuju jika tarif Mikrotrans pukul 05.00 WIB-07.00 WIB naik menjadi Rp 1.000 atau Rp 2.000.
Kemudian, apakah masyarakat setuju jika tarif bus Transjakarta BRT dan non-BRT serta Transjabodetabek naik menjadi Rp 4.000 sepanjang hari atau Rp 5.000 sepanjang hari atau Rp 4.000 pada pukul 05.00 WIB-19.00 WIB atau Rp 5.000 pada pukul 19.00 WIB-22.00 WIB.
Hilman menegaskan transportasi publik di Jakarta menjadi sesuatu hal yang tidak bisa diabaikan. Peran transportasi publik sangat penting terutama untuk memudahkan mobilitas masyarakat hingga menjadi solusi bagi kemacetan di kota Jakarta.
“Faktanya, kini masih banyak masyarakat yang masih menggunakan transportasi pribadi dan belum beralih menggunakan transportasi publik.”Ujar Hilman.
Alasannya beragam, mulai dari efisiensi, hingga alasan keamananan dan kenyamanan. Padahal, dengan semakin banyaknya mobilitas kendaraan di Jakarta yang umumnya didominiasi oleh kendaraan pribadi, justru akan berdampak buruk pada kemacetan, kesehatan udara dan juga lingkungan.
Menurut penelitian sebanyak dua pertiga energi dunia dan 70 persen emisi karbon global berasal dari perkotaan.
“Jakarta sudah sepatutnya mewujudkan transportasi gratis Untuk masyarakat serta melakukan peningkatan pelayanan transportasi publik mulai dari mengubah kebijakan, memperbaiki fasilitas, infrastruktur, hingga memberikan sejumlah kemudahan dan insentif kepada penumpang.” tutup Hilman.
#red
