MEDAN | Dosen Universitas Medan Area turut berpartisipasi pada acara Peningkatan Connectivity PTS Se-SUMUT Menuju Unggul, diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah I Sumatera Utara.
Acara yang dibuka oleh Ketua APTISI Wil. I SUMUT Dr. Muhammad Isa Indrawan, SE., M.M, dihadiri oleh Kepala LLDikti Wil. I Prof. Saiful Anwar Matondang, M.A, Ph.D dan para Rektor PTS se-SUMUT tanggal 09 September 2024 di Resto Srikandi Jalan Samanhudi Medan. Partisipasi dosen UMA ini diikuti oleh Dr. Yanhar Jamaluddin, M.AP sebagai Narasumber diskusi dengan mengangkat tema Pengabdian Kepada Masyarakat Kolaboratif : Penanganan dan Pencegahan Stunting. Pelaksanakan tridharma perguruan tinggi sudah menjadi kewajiban kampus.
Ini merupakan rangkaian dari misi perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas Pendidikan tinggi, menghasilkan IPTEK terbarukan dan mentransformasikan IPTEK kepada masyarakat lewat program pengabdian kepada masyarakat (PKM).
Dalam presentasenya, Dr. Yanhar Jamaluddin, M.AP yang juga Kepala Pusat Kajian Program Studi Magister Administrasi Publik – Universitas Medan Area, mengulas Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20; PKM adalah kegiatan sivitas akademika dalam mengamalkan iptek untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Berlandaskan defenisi serta tujuan yang terkandung didalamnya, maka PTS di SUMUT dituntut untuk berkonstribusi dalam pembangunan, khususnya penanganan dan pencegahan Stunting di Deli Serdang Sumatera Utara. Penanganan dan pencegahan Stunting merupakan salah satu agenda strategis nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Diuraikan lebih lanjut, berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI), angka Prevalensi Stunting Prov. SUMUT Tahun 2023 18,9 % turun 2,2 % dibandingkan tahun 2022 21,1 %. Bahkan angka tersebut berada dibawah angka Prevalensi Stunting Nasional 21,5 %. Namun pada kenyataannya berdasarkan survey SKI tahun 2023 masih terdapat 3 Kabupaten di SUMUT dengan prevalensi Balita Stunting di atas 30 %. Tertinggi pertama di Kab. Deli Serdang 33,80 % – selanjutnya Dairi 32,60 % – dan Nias Selatan 31,80 %.
Fenomena ini terjadi disebabkan multifaktor. Bahkan dari Hasil pertemuan Evaluasi Terpadu Tim Percepatan Penurunan Stunting SUMUT, Nov.2023 ditemukan beberapa Penyebab masih meningkat dan tingginya Prevalensi Stunting, antara lain : Pemberian ASI eksklusif belum optimal, Sanitasi dan air bersih berstandard TIDAK SEHAT, Rendahnya cakupan KB pasca persalinan, Rendahnya SDM guru PAUD yang terlatih pencegahan / penurunan stunting, Akses pangan bergizi terbatas, Rendahnya keluarga beresiko stunting menerima bantuan PKH dan Bansos lainnya, Data keluarga beresiko stunting belum dipadukan, Belum optimalnya koordinasi antar OPD, dan Minimnya koordinasi OPD terkait dengan DPRD dan kolaborasi dengan Swasta / BUMN.
Memperhatikan realita ini lebih lanjut Dr. Yanhar mengakhiri presentasenya mengajak PTS se SUMUT bersinergi dalam penanganan dan Pencegahan Stunting di Deli Serdang. Adapun bentuk aksinya dengan melaksanakan PKM Kolaboratif dengan Pemkab Deli Serdang
Seperti memberikan solusi penanganan dan pencegahan stunting baik secara langsung maupun tidak langsung, Melakukan kegiatan yang mampu mengentaskan masalah stunting pada masyarakat tertentu, dan Melakukan alih teknologi ilmu kepada masyarakat. Kegiatan PKM itu pun dapat dikombinasikan melalui metode Edukatif, Partisipatif, dan Persuasif.
Merespon ajakan program ini, Ketua APTISI Wil, I SUMUT Muhammad Isa Indrawan, secara langsung meminta kepada para pimpinan PTS se-SUMUT untuk berkoordinasi mengimplementasikan PKM Kolaboratif ini dengan sebaik-baiknya pada bulan Desember 2024 y.a.d. Untuk itu kita awali dengan merancang kegiatan aksinya bersama dengan Pemkab Deli Serdang,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Jais